Pemilu presiden 2014 lalu yang diikuti dua
orang kandidat yaitu Jokowi yang diusung gabungan partai nasional dalam jumlah
kecil dan Prabowo yang diusung oleh sebagian besar partai terutama partai-partai
Islam, menjadi pemilu presiden paling panas yang pernah terjadi di Indonesia.
Berbagai manuver dilakukan para pendukung kedua kandidat dengan menghembuskan
berbagai isu yang belum tentu valid dan tentu saja muncul berbagai isu sara
yang sangat memprihatinkan, demi mempengaruhi para pemilih yang sensitif dengan
masalah agama.
Partai Islam seperti PKS dengan berbagai corong
medianya menjadi yang paling getol menghebuskan isu-isu sara ini. Para
pendukungnya bahkan tidak kalah militannya untuk menyebar luaskan berbagai
isu-isu tersebut melalui artikel, buliten, selebaran hingga media sosial. Bukan
hanya sang calon presiden lawan yang menjadi target, para tokoh yang menjadi
pendukung kandidat berbedapun tidak luput menjadi sasaran isu sara saat
kampanye pemilihan presiden 2014. Salah satunya Prof. Quraish Shihab yang
diplintir pernyataannya dalam suatu kajian agama ditelevisi oleh pendukung
tentu saja dari partai Islam dari kubu Parabowo sehingga menjadi bahan pergunjingan dimedia sosial bahkan hingga dituding
sebagai penganut Syiah.
Setelah pemilu presiden usaipun yang
dimenangkan oleh Jokowi, media pendukung partai Islam tersebut tetap terus
melakukan serangan sayangnya bukan hanya terhadap kebijakan pemerintah
melainkan kesalahan sekecil apapun yang bisa menjatuhkan martabat sang presiden
tidak luput dari kritik mereka. Salah satunya ketika presiden melakukan buka
puasa bersama anak-anak yatim diistana presiden beberapa waktu lalu.
Media-media corong PKS yang jelas-jelas
menggunakan atribut Islam bukan mengangkat betapa rendah hatinya Jokowi sebagai
seorang presiden yang ketika berbuka puasa tanpa ragu duduk berdekatan,
berdampingan, berbicara dan makan
bersama tanpa sekat dengan para anak yatim tersebut. Namun yang mereka blow-up
ialah foto yang memperlihatkan kesalahan Jokowi yang minum sambil berdiri dan menggunakan
tangan kiri saat berlangsung buka puasa bersama tersebut.
Berbagai logika dan sejumlah hadis mereka
kemukakan bahkan mereka membandingkannya dengan ketua umum partai PKS dengan menampilkan foto Anis Mata yang minum
dalam posisi jongkok saat melakukan kampanye. Sebagai partai oposisi sah-sah
saja mengkritik habis-habisan kebijakan apapun yang dibuat Jokowi demi
kepentingan masyarakat. Namun menjadi konyol ketika mereka menyerang kesalehan
seseorang kemudian menggunjingkannya terus-menerus demi menjatuhkan martabatnya
sebagai seorang yang beragama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar